Karangan ini, kupersembahkan untuk satu-satunya orang yang menurutku special di mataku, juga dalam hidupku ..
Karangan ini, merupakan kalimat-kalimat yang keluar dari hatiku ..
Karangan ini, sangat kuharapkan dapat dibaca olehnya, dan dia dapat mengerti apa semua maksudku dalam karangan ini ..
Namaku Gilmore. Sejak aku berada di bangku sekolah dasar, sampai aku memasuki sekolah menengah pertamaku, jujur, aku tidak pernah mempunyai seorang teman akrab. Tidak memiliki teman hidup seperti ini, selalu mengganjal di hatiku. Aku tidak dapat mengerahkan isi hatiku pada siapapun. Kalau ada sahabat pun, tidak akan tahan lama entah kenapa. Tetapi, sebenarnya, Tuhan memberiku pertolongan yang begitu besar untukku. Pada aku duduk di bangku sekolah menengah pertamaku, tahun ke dua merupakan tahun yang begitu menyenangkan. Suatu saat, aku meminta dia, Keara, untuk mengisi bukuku. Ternyata, aku dan dia menjadi sepasang teman yang amat akrab.
Kami menjalin hubungan yang amat dekat, sampai akhirnya, kutemukan teman akrabku yang pertama di kehidupanku ini. Kami menjadi teman yang amat harmonis. Aku dapat mengerahkan isi hatiku padanya, dan ia pun memberikan respon yang membuatku selalu tersenyum. Senyum yang selalu ada tiap hari karenanya, selalu muncul dari hatiku yang terdalam. Senyum yang paling bahagia ketika aku mendengar suaranya, bertemu dengannya, berada di sampingnya, dan berbagi cerita hidup dengannya. Sampai detik ini, kami sudah berteman selama 1 tahun dan 3 bulan. Bagiku ia amat lama menjadi teman akrabku. Paling lama diantara yang lain.
Setelah aku sadar, dia sahabatku, orang yang dapat mendengar ceritaku dan memberinya respon, aku menganggapnya sebagai ORANG YANG SELALU BERARTI DI HATIKU.
Sekalipun dia membenciku, aku akan selalu tetap menyayanginya.
Sekalipun dia marah padaku, aku terima saja apa perkataannya.
Sekalipun dia jengkel padaku, aku selalu berusaha untuk tidak menjengkelkannya, dan tentu saja minta maaf.
Kupikir, 3 tahun lagi, ia akan meninggalkanku karena tempat kuliahnya yang begitu jauh dengan tempatku, London. Tapi, aku bingung dengan keadaan sekarang. Mengapa sekarang kami seperti orang yang pernah kenal saja? Bahkan seperti orang yang TIDAK pernah kenal. Apa artinya diriku sekarang di matamu? Aku sudah tidak pernah menceritakan cerita hidupku lagi dengannya. Sahabatku yang selama ini kukenal, yang selama ini kuanggap dia orang yang paling berarti di hatiku, lenyap begitu saja. Lagi-lagi kesedihan menghantam hatiku, yang membuat air mataku terus menerus mengalir. Langit sekali pun tahu berapa besar kesedihanku yang kurasakan sekarang. Mengapa sekarang aku dilihat olehnya seperti udara yang tidak dapat dilihat? MEMELUKMU, SAMA SAJA SEPERTI MEMELUK KAKTUS. MAKIN DIPELUK MAKIN SAKIT RASANYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar